Variabel Acak
VARIABEL ACAK
Pengertian Variabel Acak
Variabel acak atau bisa disebut hasil
operasi analisa numerik non-deterministik atau membentuk percobaan
non-deterministik yang menghasilkan hasil acak. Contohnya, menggolongkan uang
koin untuk mencatat hasil dari variabel acak {1, 2, 3, 4, 5, 6}. Memilih orang
yang acak dan mengukur tinggi badan mereka adalah contoh lain dari suatu
variabel acak.
Secara matematis, variabel acak di
definisikan sebagai fungsi dari ukuran ruang probabilitas untuk ukuran ruang.
Ruang adalah ruang variabel yang mungkin, umumnya diambil untuk bilangan real
dengan Borel s-aljabar, dan akan selalu digunakan, kecuali dalam kasus khusus.
Variabel acak dibagi menjadi 2 yaitu
variabel acak diskrit dan variabel acak kontinyu.
Variabel Acak Diskrit
Variabel acak adalah suatu fungsi yang nilainya berupa
bilangan nyata yang ditentukan oleh setiap unsur dalam ruang contoh disebut
peubah acak (Walpole, 1993). Variabel acak diskrit adalah suatu variabel acak
yang memiliki nilai dicacah, sementara variabel acak kontinu memiliki nilai
yang tak terhingga banyaknya sepanjang interval yang tidak terputus variabel
acak kontinu diperoleh dari hasil pengukuran (Harinaldi, 2005).
Distribusi variabel acak diskrit
terbagi atas distribusi seragam, distribusi binomial, distribusi multinominal,
distribusi hipergeometrik, distribusi binomial negatif, distribusi geometrik
dan distribusi poisson. Penjelasan dari setiap distribusi tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut:
1.
Distribusi
Seragam
Distribusi seragam diskrit adalah bila peubah acak x mempunyai nilai x1 ,
x2 , ... , xk , dengan peluang yang sama, maka distribusi seragam diskritnya
diberikan oleh (Walpole, 1993)
Distribusi seragam telah menggunakan notasi f(x,k) alih-alih f(x) untuk
menunjukkan bahwa seragam itu bergantung pada parameter k (Walpole, 1993).
Contoh : Bila sebuah dadu setimbang dilemparkan, setiap unsur ruang
contoh S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} mempunyai peluang yang sama untuk muncul, yaitu
1/6. Oleh karena itu kita mempunyai Distribusi seragam dengan f (x; 6) = 1/6
untuk x = 1, 2, 3, 4, 5, 6.
2.
Distribusi
Binominal
Distribusi
binomial adalah bila suatu ulangan binomial yang mempunyai peluang keberhasilan
p dan peluang kegagalan q = 1 – p, maka distribusi peluang bagi peubah acak
binomial x, yaitu banyaknya keberhasilan dalam n ulangan yang bebas adalah
(Walpole, 1993).
Umumnya suatu eksperimen
atau percobaan dapat dikatakan eksperimen binomial apabila memenuhi syarat
berikut ini (Supranto, 2001):
1.
Banyaknya
eksperimen merupakan bilangan tetap (fixed number of trials).
2.
Eksperimen
mempunyai 2 hasil yang dikategorikan menjadi sukses dan gagal.
3.
Probabilitas
sukses sama pada setiap percobaan
4.
Eksperimen tersebut harus bebas satu sama
lainnya, artinya hasil eksperimen yang satu tidak mempengaruhi hasil eksperimen
lainnya
Apabila suatu himpunan
yang terdiri dari n elemen dibagi dua, yaitu x sukses dan ( n – x) gagal, maka
banyaknya permutasi dari n elemen yang diambil x setiap kali dapat dihitung
berdasarkan rumus berikut (Supranto, 2001):
P(X=x) = nCx Px
qn-x
Keterangan:
x = Jumlah sukses, x = 1,
2, ... , n
n = Jumlah percobaan, n =
1,2,3, ...
p = Probabilitas sukses,
dimana p = 0 ≤ p ≤ 1
q = ( 1 – p ) = Peluang gagal
3.
Distribusi
Multinominal
Distribusi binomial hasil sebuah percobaan hanya dikategorikan 2 macam
yaitu sukses dan gagal, maka dalam distribusi multinomial sebuah percobaan akan
menghasilkan beberapa kejadian yang lebih dari 2 yang saling meniadakan /
saling lepas (Mutually exclusive). Misalkan ada sebanyak k kejadian dalam
sebuah percobaan, katakan kejadian B1 , B2 , B3... , Bk . Jika percobaan
diulang sebanyak n kali dan peluang terjadinya setiap kejadian B konstan /
tetap dari setiap percobaan dengan P(Bi) = Pi , untuk i = 1, 2, 3 ..., k, dan
x1, x2, x3, ... , xk menyatakan jumlah terjadinya kejadian Bi (i = 1, 2, 3 ...,
k) dalam n percobaan, maka fungsi distribusi multinomial ditulis sebagai
berikut (Supranto, 2001):
Keterangan :
n, = menyatakan jumlah percobaan
x1, x2, x3, ... , xk) = menyatakan jumlah kejadian B1 , B2 , B3... , Bk
p1 x1 p2 x2 p3 x3 . . . pk xk = adalah probabilitas terjadinya kejadian
B1 , B2 ,..., Bk
4.
Distribusi
Hipergeometri
Distribusi hipergeometri sangat erat kaitannya dengan distribusi binomial.
Perbedaannya antara distribusi hipergeometri dengan binomial adalah bahwa distribusi
hipergeometri, percobaan tidak bersifat bebas. Artinya, antara percobaan yang
satu dengan yang lainnya saling berkait. Selain itu probabilitas sukses berubah
tidak sama dari percobaan yang satu ke percobaan lainnya (Walpole, 1993).
Notasi-notasi yang biasanya digunakan
dalam distribusi hipergeometri adalah sebagai berikut (Walpole, 1993) :
r : menyatakan jumlah unit / elemen
dalam populasi berukuran N yang dikategorikan atau diberi label sukses.
N - r : menyatakan jumlah unit /
elemen dalam populasi yang diberi label gagal
n : ukuran
sampel yang diambil dari populasi secara acak tanpa pengembalian (without
replacement)
x : jumlah
unit / elemen berlabel sukses diantara n unit / elemen
Untuk mencari
probabilitas x sukses dalam ukuran sampel n, kita harus memperoleh
sukses dari r sukses dalam populasi, dan n – x gagal dari N – r
gagal. Jadi, fungsi probabilitas hipergeometri dapat dituliskan sebagai berikut
(Walpole, 1993) :
Dimana,
p(x) :
probabilitas x sukses atau jumlah sukses sebanyak x dalam n kali
percobaan
n :
jumlah percobaan
N : jumlah elemen
dalam populasi
k :
jumlah populasi berlabel sukses
x :
jumlah percobaan sukses yang terjadi
5.
Distribusi
Binominal Negatif
Distribusi
binomial negatif adalah bila ulangan yang bebas dan berulang–ulang dapat
menghasilkan keberhasilan dengan peluang p dan kegagalan dengan peluang q
= 1 – p, maka distribusi peluang bagi peubah acak x, yaitu banyaknya
ulangan sampai terjadinya k keberhasilan, diberikan menurut rumus
berikut ini (Walpole, 1993) :
6.
Distribusi
Geometrik
Distribusi
geometrik adalah bila tindakan yang bebas dan berulang-ulang dapat menghasilkan
keberhasilan dengan peluang p
dan kegagalan dengan peluang q = 1 – p, maka distribusi peluang bagi peubah
acak x, yaitu banyaknya ulangan sampai
munculnya keberhasilan yang pertama, diberikan menurut rumus sebagai berikut
(Walpole, 1993) :
7.
Distribusi
Poisson
Distribusi probabilitas binomial untuk
percobaan dengan probabilitas sukses (p) kurang dari 0,05. Namun perhitungan tersebut akan sangat
tidak efektif dan akurat khususnya untuk nilai n yang sangat besar, misalnya 100 atau lebih. Oleh sebab itu,
dikembangkan satu bentuk distribusi binomial yang mampu mengalkulasikan
distribusi ini hanya dengan kemungkinan sukses (p) sangat kecil dan jumlah eksperimen (n) sangat besar, yang disebut distribusi poisson (Supranto, 2001).
Distribusi poisson biasanya melibatkan jumlah n yang
besar, dengan p kecil, distribusi ini biasanya digunakan untuk menghitung
nilai probabilitas suatu kejadian dalam suatu selang waktu dan daerah tertentu.
Contoh banyaknya dering telepon dalam satu jam di suatu kantor, banyaknya
kesalahan ketik dalam satu halaman laporan, banyaknya bakteri dalam air yang
bersih, banyaknya presiden meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Distribusi poisson digunakan untuk menghitung probabilitas suatu kejadian yang
jarang terjadi (Supranto, 2001).
Rumus untuk menyelesaikan distribusi poisson adalah sebagai berikut (Supranto, 2001) :
Keterangan:
: rata –rata banyaknya hasil percobaan
x! : faktorial x, x = 0, 1, 2, 3, ... (menuju tak hingga)
e : konstanta 2,71828 ... (bilangan natural)
Variabel Acak Kontinu
Varibel
acak kontinu adalah variabel acak yang mengambil seluruh nilai yang ada dalam
sebuah interval atau variabel yang dapat memiliki nilai-nilai pada suatu
interval tertentu. Nilainya dapat merupakan bilangan bulat maupun pecahan.
Varibel acak kontinu jika digambarkan pada sebuah garis interval, akan berupa
sederetan titik yang bersambung membantuk suatu garis lurus.
Contoh :
- Usia penduduk suatu daerah.
- Panjang beberpa helai kain.
Distribusi variabel acak kontinu terbagi atas. Penjelasan
dari setiap distribusi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1.
Distribusi
Normal (Gaussian)
Distribusi
Normal merupakan distribusi probabilitas kontinu yang paling penting dalam
segala bidang Statistika. Distribusi ini memiliki karakteristik dan fungsi
kepadatannya yang berbentuk kurva simetris menyerupai suatu lonceng, sehingga
kurva Normal ini disebut kurva berbentuk lonceng (bell-shapped curve).
disamping itu, distribusi Normal disebut juga sebagai Distribusi Gaussian.
Rumus:
Komentar
Posting Komentar